Oleh : Dr. H. Rachmat Maulana S.Sos, M.Si
Sebagaimana
diketahui bahwa Pembangunan berkaitan dengan perbaikan kualitas hidup
masyarakat, memperluas kemampuan mereka untuk membentuk masa depan mereka
sendiri. Secara umum pembangunan menuntut pendapatan per kapita yang lebih
tinggi, namun sebenarnya pembangunan mencakup jauh lebih banyak lagi.
Pembangunan mencakup pendidikan dan kesempatan kerja yang lebih setara,
kesetaraan jender yang lebih besar, kesehatan nutrisi yang lebih baik,
lingkungan alam yang lebih bersih dan lesta sistem hukum dan pengadilan yang
lebih adil, kebebasan politik, kehidupan kultural yang lebih kaya.
Dengan
meningkatkan pendapatan per kapita, sebagian dari aspek itu akan membaik dengan
tingkatan yang beragam, namun aspek lainnya tidak. Bagaimana pemerataan
pembangunan dapat dipengaruhi sedemikian
rupa sehingga dimen kualitatif
dari hasil pembangunan juga dapat lebih baik.
Sebuah
studi yang belakangan ini dilakukan, Voices of the Poor: Anyone Hear
Us? (Narayan dan kawan-kawan, 2000),
menunjuk bahwa meningkatnya
pendapatan merupakan salah
satu bagian pengurangan kemiskinan. Rasa aman yang lebih besar dalam
kehidupan dan lingkungan yang lebih lestari merupakan hal lain. Pengalaman
dasawarsa yang lampau dan suara kaum miskin menawarkan alasan begitu kuat untuk
menekankan faktor-faktor kualitatif ini.
Selama
ini pertumbuhan pembangunan ekonomi secara positif diasosiasikan dengan pengurangan
kemiskinan. Kajian kajian awal memproyeksikan suatui pertumbuhan dunia yang
sedang berkembang pada dasawarsa sedikit di atas 5 persen, atau sekitar 3,2
persen per kapita. Kajia memproyeksikan suatu penurunan dalam jumlah orang
miskin seba kurang lebih 300 juta, atau suatu tingkat penurunan tahunan sebesar
4 persen. Namun pertumbuhan pembangunan ekoomi tidak diimbangi dengan
pemerataan yang terdistrusi secara luas.
Selama
ini, persoalan kemiskinan yang berhubungan dengan pertumbuhan sangat
bervariasi, seperti halnya yang terjadi pada kemajuan sosial dan perbaikan
kesejahteraan, baik dalam pendidikan, kesehatan, suara, atau partisipasi. Akan
tetapi ketika membicarakan pemerataan maka sangat terlihat bahwa pertumbuhan
hanya dinikmati oleh sekolmpok masyarakat yang pada gilirannya terjadi
ketimpangan sosial ekonomi yang begitu jauh.
Apabila
pertumbuhan mengalami kemandekan atau penurunan, maka dimensi sosial dan
kesejahteraan juga mengalami penurunan. Ukuran yang sangat berbeda itu, di mana
pertumbuhan memberikan kontribusi terhadap perbaikan kesejahteraan, berarti
pasti ada suatu keprihatinan langsung terhadap kemajuan yang berkelanjutan
dalam kesejahteraan. Ini juga berarti bahwa cara pertumbuhan itu dihasilkan
adalah sangat penting. Kualitas proses pertumbuhan itu sendiri, bukan hanya
kecepatannya, terbukti mempengaruhi hasil pembangunan persis seperti halnya
kualitas makanan rakyat, bukan hanya banyaknya makanan, mempengaruhi kesehatan
dan angka harapan hidup mereka. Itulah sebabnya mengapa faktor pemerataan
terhadap hasil – hasil pembangunan merupakan hal yang sangat esensial.
Pandangan
atas sisi kuantitatif dan kualitatif proses pemerataan pembangunan secara
serentak mengarahkan sorotan kepada tiga prinsip kunci bagi kegiatan
pembangunan antara lain:
• Berfokus pada semua aset: modal fisik,
manusia, dan alam
• Menyelesaikan aspek-aspek distributif
sepanjang waktu
• Menekankan kerangka kerja institusional bagi
pemerintahan yang baik.
Secara
umum, aset yang penting bagi pembangunan adalah modal fisik, modal manusia, dan
modal alam. Kemajuan teknologis yang mempengaruhi
penggunaan aspek-aspek ini juga penting. Untuk mempercepat laju pertumbuhan,
selama ini secara tradisional banyak perhatian hanya ditujukan pada akumulasi
modal fisik. Namun aset kunci lainnya juga layak diperhatikan—modal manusia
(serta modal sosial) maupun modal alam (dan modal lingkungan) Aset-aset ini
juga sangat krusial bagi kaum miskin, dan akumulasi aset-aset tersebut,
kemajuan teknologis, dan produktivitasnya, bersama dengan yang berasal dari
modal fisik, menentukan dampak jangka panjang terhadap kemiskinan. Oleh karena
itu pemerataan asset – asset pembangunan diseluruh daerah menjadi faktor yang
sangat penting bagi kesejahteraan masyarakat secara luas.
Fokus pada pemerataan pembangunan ini menyingkapkan arti
penting aspek-aspek distribusional terhadap proses pemerataan dari hasil
pembangunan. Suatu distribusi yang lebih setara dalam hal modal manusia, lahan,
dan aset produktif lainnya mengimplikasikan suatu distribusi peluang memperoleh
pendapatan yang lebih merata, memperbesar kapasitas rakyat untuk memanfaatkan
teknologi, dan memperoleh pendapatan. Itulah sebabnya mengapa suatu tingkat pembangunan
tertentu cenderung diasosiasikan dengan hasil-hasil kemiskinan yang lebih baik
dalam situasi di mana peluang pendidikan terdistribusikan dengan lebih merata.
Stabilitas
hasil pembangunan dalam perjalanan waktu juga cenderung menjadi hal yang
penting. Pendapatan kaum miskin dapat menjadi sangat sensitif terhadap siklus
dan berbagai krisis, khususnya karena kamum miskin kekurangan aset lahan,
keterampilan, dan tabungan finansial supaya dapat memuluskan konsumsi mereka
pada saat sulit. Hidup persis di atas garis kemiskinan, jutaan kaum yang nyaris
miskin telah terhempas ke dalam kemiskinan oleh goncangan eksternal. Maka,
supaya pembangunan dapat mengurangi kemiskinan, biasanya pembangunan perlu
relatif cukup stabil, dan manfaat pembangunan itu perlu disebarluaskan secara
merata.
Kemudian
struktur institusional pemerintahan yang baik menyatukan semua yang telah
dilakukan untuk mendorong pembangunan kearah pemarataan. Berfungsinya secara
efektif birokrasi, kerangka kerja regulatif, kebebasan sipil, dan institusi
yang transparan dan bertanggung jawab untuk menjamin tegaknya hukum dan
partisipasi merupakan hal yang sangat penting bagi pemerataan pembangunan. Efek
pemerintahan yang buruk, pelecehan birokratis, dan korupsi bersifat regresif
dan merugikan proses pembangunan yang berkelanjutan. Penguasaan kebijakan
publik, hukum, dan sumber daya oleh kepentingan elite kerap memelencengkan
insentif serta pembelanjaan publik ke arah aset yang secara sosial kurang
produktif dan, dengan menggerogoti manfaat yang seharusnya diperuntukkan bagi
masyarakat, mengurangi dampak terhadap kesejahteraan. Maka, menanamkan modal
dalam kapasitas bagi pemerintahan yang lebih baik merupakan prioritas tertinggi
bagi peningkatan kinerja pembangunan guna proses pemerataan bagi masyarakat
luas.
Selanjutnya
konsep Pemerataan pembangunan daerah menurut Kartasasmita (2003:24) merupakan
upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk mengembangkan berbagai sarana
dan prasarana yang dibutuhkan masyarakat, melakukan pemerataan fasilitas umum
dan sosial serta Pengembangan
pembangunan perdesaan dalam upaya peningkatan derajat kehidupan masyarakat
secara menyeluruh.
Perkembangan
pembangunan daerah tidak terlepas dari perkembangan daerah perkotaan dan perdesaan.
Bila diperhatikan proses perkembangan suatu desa menjadi kota,
terlihat jelas bahwa kota
dan desa, atau kawasan perkotaan dan perdesaan, saling melengkapi dan membentuk
satu sistem yang saling terkait. Di saru pihak, keterkaitan
antara perdesaan dan perkotaan terlihat dalam pe-menuhan bahan pokok pangan,
fasilitas dan pelayanan dasar, penyediaan bahan baku, bahan setengah jadi dan
sumber daya manusia untuk industri serta kegiatan ekonomi lainnya. Peme-nuhan
berbagai kebutuhan tersebut selama ini cenderung ber-langsung dari desa ke kota
saja. Di pihak lain, daerah perdesaan umumnya memiliki kondisi yang kurang
menguntungkan dibandingkan dengan daerah perkotaan. Keterbatasan inilah, yakni
dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan, lahan usaha, serta sarana dan
prasarana pelayanan dasar di perdesaan, yang men-dorong terjadinya migrasi ke
kota-kota.
Sudah saatnya persepsi mengenai penanganan permasalahan
kota dan desa diubah. Desa tidak dapat lagi dipandang hanya sebagai wilayah
pendukung kehidupan daerah perkotaan, tetapi sebaliknya, perkembangan suatu
kota atau daerah perkotaan harus pula mampu meningkatkan perkembangan daerah
perdesaan. Oleh karena itu, kota atau daerah perkotaan harus turut meningkatkan
kehidupan sosial dan ekonomi di daerah perdesaan dalam rangka menjaga momentum
pembangunan daerah perkotaan itu sendiri. Hubungan timbal balik yang saling
menguntungkan ini merupakan dasar bagi pertumbuhan yang serasi antara desa dan
kota.
Pembangunan perkotaan dan pembangunan perdesaan harus
diusahakan sekuat tenaga agar tidak saling merugikan, melainkan justru harus
saling mendukung dan saling memperkuat sehingga tercipta pemerataan pembangunan
daerah yang dapat dinikmati secara luas oleh masyarakat. Penduduk perdesaan
yang cukup besar jumlahnya adalah pasar yang potensial untuk produk yang
dihasilkan oleh kawasan perkotaan. Sebaliknya, perdesaan juga menyediakan input
bagi sektor produksi dan konsumsi perkotaan. Daerah perkotaan merupakan
sumber barang dan jasa untuk kepentingan produksi di daerah perdesaan.
Perkotaan merupakan sumber inovasi dan teknologi yang dapat meningkatkan
produktivitas masyarakat perdesaan. Meningkatnya taraf hidup masyarakat
perkotaan di atas pengorbanan masyarakat desa harus dicegah. Berkembangnya
kesejahteraan masyarakat perkotaan harus turut mengangkat martabat dan
kehidupan masyarakat di perdesaan.
Dalam rangka pemerataan pembangunan daerah maka menurut
Kartasasmita (2003:45) harus meliputi tiga upaya besar, yang satu sama lain
saling berkaitan. Mengembangkan kegiatan dalam keempat alur itu harus
merupa-kan strategi pokok pemerataan pembangunan daerah.
Pertama, memberdayakan ekonomi
masyarakat. Dalam upaya ini, diperlukan masukan modal dan bimbingan-bimbingan
seperti teknologi dan pemasaran untuk memampukan dan memandirikan masyarakat.
Upaya tersebut adalah dalam rangka peningkatan kapasitas masyarakat (capacity
building) dalam perubahan struktur masyarakat kaearah yang lebih maju dan
mandiri. Peningkatan kapasitas masyarakat harus mengikutsertakan masyarakat
melalui pemupukan modal (capital accumulation) yang bersumber dari
surplus nilai tambah kegiatan ekonomi masyarakat. Dengan surplus masyarakat
yang terakumulasi ini, maka kebutuhan masyarakat baik untuk kepentingan rumah
tangga maupun kebutuhan umum (publik) dapat secara bertahap dipenuhi sendiri.
Upaya ini berkaitan erat dengan penciptaan lapangan
pekerjaan yang layak. Untuk itu selain program-program pendanaan di atas,
berbagai program sektoral juga teramat penting, di antaranya adalah program sektor
unggulan yang dimiliki oleh masing – masing daerah. Sektor unggulan menjadi
sangat penting karena masyarakat telah memiliki kegiatan yang telah menjadi
kebiasaan sehingga peran pemerintah lebih bersifat fasilitator dan mengarahkan
kepada peningkatan nilai ekonomi dari kegiatan unggulan tersebut.
Dalam jangka yang
lebih panjang meningkatkan kualitas sumber daya manusia, agar memiliki dasar
yang memadai untuk meningkatkan dan memperkuat produktivitas dan daya saing.
Upaya ini sekurang-kurangnya harus meliputi tiga aspek, yaitu pendidikan,
kesehatan, dan gizi. Dalam hal pendidikan, dengan program wajib belajar enam
tahun yang didukung oleh Inpres SD dan berbagai paket belajar, telah banyak
kemajuan yang diperoleh. Upaya ini harus dilanjutkan, utamanya dengan
meningkatkan wajib belajar menjadi sembilan tahun, serta meningkatkan mutu
pendidikan dan pelatihan keterampilan.
Di bidang kesehatan, sistem jaringan pelayanan kesehatan
termasuk keluarga berencana telah tersusun dengan baik, yakni dengan
tersedianya posyandu dan bidan desa yang menjangkau pelosok-pelosok desa
sebagai basis pelayanan kesehatan di wilayah paling bawah dan langsung
sehari-hari menangani pelayanan kesehatan masyarakat, didukung dengan jaringan
puskesmas yang sekurang-kurangnya ada juga di setiap kecamatan, bahkan sebagian
besar kecamatan telah memiliki lebih dari satu, diperkuat oleh puskesmas
pembantu, dan puskesmas keliling. Di atas itu ada rumah sakit
kabupaten dengan pelayanan kesehatan yang terspesialisasi.
Sistem yang telah tertata ini perlu ditingkatkan mutunya,
serta keandalannya dengan memperbanyak jumlah dokter dan paramedik serta
memenuhi kebutuhan akan obat-obatan dan peralatan kesehatan yang memadai. Upaya
peningkatan kualitas gizi masyarakat terkait dengan pendapatan dan daya beli
serta pemahaman masyarakat akan makanan yang sehat bergizi, yang harganya tidak
mahal dan bahannya tersedia setempat. Oleh karena itu, upaya memperbaiki taraf
kehidupan melalui pemberdayaan ekonomi amat erat kaitannya dengan peningkatan
gizi masyarakat. Dengan demikian, diperlukan penyuluhan gizi dan makanan yang
sehat kepada masyarakat.
Kedua, pembangunan prasarana.
Berbagai upaya di atas tidak cukup bermanfaat bagi masyarakat apabila mereka
hidup terpencil atau tidak dapat memanfaatkan secara optimal sumber daya yang
ada di wilayahnya. Untuk itu, diperlukan prasarana dan sarana perdesaan yang
memadai. Prasarana perhubungan teramat penting karena sangat menentukan
kelancaran arus pemasaran hasil produksi setempat serta barang yang dibutuhkan
masyarakat yang tidak dapat di-hasilkannya sendiri. Tanpa prasarana perhubungan
yang memadai, maka harga komoditas yang diproduksi setempat akan bernilai
rendah karena biaya pengangkutan yang tinggi untuk sampai di pasar. Bahkan
keadaan ini juga akan mengakibatkan menurunnya kualitas komoditi pertanian
sejalan dengan bertambahnya waktu yang terbuang, sehingga menyebabkan harga
makin rendah. Barang hasil industri yang dibutuhkan, pada saat tiba di desa,
harganya menjadi Jebih tinggi karena biaya transportasi yang lebih besar.
Sebagai akibatnya, nilai tukar yang diterima petani di wilayah perdesaan akan
makin memburuk.
Oleh karena itu, pembangunan jaringan transportasi
haruslah diutamakan. Pembangunan jalan, mulai dari jalan arteri, kolektor,
sampai ke jalan desa, harus mendapat prioritas untuk dibangun. Demikian pula
moda transportasi lain untuk wilayah-wilayah yang amat terpencil dan
berkepulauan, seperti angkutan Jaut dan angkutan udara. Agar daerah tidak
tertinggal dari kehidupan modern dan bisa mengambil manfaat dari kemajuan umat
manusia, arus informasi juga harus lancar. Untuk itu, jaringan telekomunikasi
dan penerangan harus menjangkau di semua wilayah.
Ketiga, pemerataan
fasilitas umum dan sosial diseluruh wilayah dalam
suatu daerah harus menjadi skla prioritas. Hal ini penting agar masyarakat
secara menyeluruh dapat menikmati hasil – hasil pembangunan terutama yang
berkaitan dengan keberadaan fasilitas
umum dan sosial ditengah – tengah kehidupannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar